



maaf lagi kosong ide nih, karena aku alam yang telah kehilangan cita rasa sejuk di dalam diri ini. ideku lenyap ketika alamku kosong pula. maafkan diriku bila aku dan kita hancur bersama atau kita pulih bersama agar kita hidup bersama
sebuah kekosongan mengandaikan sesuatu yang perlu diisi. aku dan kita perlu menjadi kosong agar hidup ini menjadi berarti. kitalah yang memberi arti bagi alam, seandainya kita sampai lupa pada alam yang telah membesarkankita, aku takut bahwa nanti kita bisa dilupakan oleh alam. inilah puisi dari alam yang ketakutan dan sedih :
krik.......krik,krik
sh............ss...............ss...
wush.....
sadarkah kita bahwa kita adalah bagian dari alam, ketika kita menindas alam, sebenarnya adalah kita yang ditindas. aku adalah suara alam yang berbicara dan aku pula yang meraung di dalam diriku. selaksa bagianku perlahan akan punah, nyatanya aku membasmi diriku sendiri. apakah hikmat yang kuperoleh tatkala aku sekarat dan mati?
kosong dan kosong itu adalah jawaban agar kita kembali. kembali sadar dan rendah hati untuk memulihkan diri. kosongkan diri dari keserakahan.................
keserakahan telah memakan diriku, aku seakan berada di dalam lingkaran setan yang aku buat sendiri. kau bumi yang hancur dan luluh, aku dan kita pembuat kehancuran.
lajang sekali dirimu, engkau lajang dengan kejujuranmu yang sebenarnya dapat dikatakan telah hilang. serakah telah meniadakan maluku untuk mengatakan engkau binal karena aku, alam, hancur demi hasrat dirimu. buah apa yang kuperoleh? nistakah aku?
sungai terdalam yang mengalirkan rasa ingin tahuku penuh dengan sampah beracun. serakah dan bunyi kenhancuran sekarang seakan satu demi kehancuran. alamku berteriak, alamku menangis dan isaknya mengiris hidupku secara perlahan.
perkembangan illmu menyisakan pertanyaan moral yang harus dijawab apakah ini etis - moral - dan sesuai dengan tata kehidupan yang mengagunkan keutuhan ciptaan. manusia mencari jawaban, tetapi alam tidak sabar untuk menghukum manusia. aku alam dan aku mulai hancur berkeping-keping di ranahku dan dikepenuhanku sehingga aku pun enggan untuk kosong.
jangan membaca ini tampa sebuah rasa yang amat mendalam akan perasaan hancur luluh. sebuah kesadaran yang kerap sadar bahwa akau harus kembali. aku dan kita perlu kosong
kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar