Rabu, 03 Juni 2009

Pancasila Warisan Budaya Nusantara

Pendahuluan
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang berasal dan bersumber dari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia sendiri atau nusantara. Dengan keanekaragaman ini, Pancasila merupakan pemersatu seluruh warga Negara Indonesia. Akan tetapi, ada sebagian dari anggota bangsa ini beranggapan bahwa Pancasila tidak lagi dapat dan cocok sebagai ideologi bangsa. Dengan latar belakang ini, penulis mencoba membangkitkan rasa cinta terhadap Pancasila, sebagai langkah untuk mencapai kesadaran wawasan nusantara, dengan berangkat dari budaya nusantara. Pertanyaan yang dapat muncul adalah apakah pancasila itu sungguh berasal dari budaya bangsa? Dan bagaimana revitalisasi Pancasila sehingga membawa pengaruh bagi kesadaran wawasan nusantara?
Arti dan Historitas Pancasila
Pancasila merupakan sebuah ideologi bangsa Indonesia, sebagai sebuah ideologi, Pancasila bukanlah sebuah pemikiran dan istilah yang tidak mempunyai arti yang mendalam, demikian pula dengan perjalanan sejarah terbentuknya Pancasila hingga seperti saat ini.
• Pancasila ditinjau dari sudut Etimologi
Pancasila bila dilihat sebagai istilah maka arti dari Pancasila sebagai istilah tidak dapat lepas dari bahasa Sansekerta dari India. Dalam bahasa sansekerta seperti yang Muhamad Yamin nyatakan bahwa Pancasila memiliki dua leksikal: “Panca” artinya lima, “syila” dengan vocal i pendek berarti batu, sendi, alas atau dasar, bila vocal i panjang artinya ”peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang senonoh” sehingga Pancasila berarti dasar yang memiliki lima unsur.
• Jaman Sriwijaya
Negara kebangasaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap, pertama adalah munculnya kerajaan sriwijaya, yang bercirikan kedatuan. Tahap kedua adalah munculnya kerajaan Majapahit yang bercirikan keprabuan dan yang ketiga adalah bangsa Indonesia seperti sekarang ini. Kerajaan Sriwijaya dipegang atau dikuasai oleh dinasti Syailendra. Kerajaan ini terletak di sumatera dan muncul pada abad VII. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang cukup ditakuti dan wilayahnya juga luas. Kehidupan kerajaan sudah makmur karena sistem pemerintah diatur rapi. Dalam bidang pendidikan, Sriwijaya memiliki sebuah universitas yang terkenal dan hubungan antar agama rukun. Dari kenyataan ini jelas bahwa pancasila sebagai sebuah ideologi Negara saat ini sudah tampak dalam penghayatan hidup sehari-hari.
• Jaman Majapahit
Kerajaan majapahit muncul 1923 dan mencapai puncak keemasan pada zaman kekuasaan raja Hayam Wuruk dengan patih bernama Mahapatih Gajah Mada yang terkenal dengan sumpahnya, Sumpah Palapa. Kerajaan pada saat ini sudah makmur dan mempunyai wilayah yang luas, hasil taklukan Mahapatih Gajah Mada. Kehidupan beragama pada saat itu sungguh harmonis hal ini tampak dengan ada agama Hindu, Budha dan agama Islam. Seorang sastrawan terkenal ketika itu juga menyinggung Pancasila, hanya saja Pancasila yang dimaksudkan itu berbeda dengan ideologi bangsa Indonesia saat ini.
• Pancasila Menjelang Kemerdekaan
Belanda adalah bangsa yang paling lama menjajah Indonesia dan ketika perang dunia ke-II, Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang. Usaha untuk membebaskan diri demi mencapai kemerdekaan sudah lama ada, baik dengan senjata maupun membentuk suatu perkumpulan seperti Boedi Oetomo atau Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Belanda. Ketika Perang Dunia Ke- II berakhir, Jepang membentuk BPUPKI yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Di antara sidang pertama dan kedua BPUPKI dibentuklah Panitia Sembilan yang berhasil melahirkan Piagam Jakarta. Pada piagam Jakarta ini terdapat Pancasila, seperti saat ini, hanya masih ada polemik karena adanya frase kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluknya pada sila pertama pancasila. Polemik itu ahkirnya dapat diselesaikan, kemudian Pancasila seperti yang dikenal sekarang ini.
Pancasila dalam budaya Nusantara
• Akar Sila Pertama Pancasila dalam Budaya Nusantara
Sila pertama berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila pertama ini mempunyai penekanan pada kata ketuhanan karena para pendiri bangsa ini sadar bahwa kemerdekaan merupakan rahmat Tuhan untuk bangsa Indonesia. Kepercayaan akan hal ini bukanlah tidak berakar pada budaya bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia semejak sediakala sudah memiliki kepercayaan akan adanya Tuhan atau sesuatu yang tinggi; sesuatu yang mengawali atau menciptakan segala yang ada di dunia ini termasuk segala yang ada di nusantara ini. Kepercayaan akan adanya Tuhan tampaknya dalam usaha manusia Indonesia awali dalam menyembah Tuhan atau sesuatu yang tinggi dalam bentuk batu besar, pohon besar dan masih banyak lagi hal-hal lainnya.
Ir. Soekarno berpendapat bahwa perkembangan manusia Indonesia dalam memahaman ketuhanan dikarenakan adanya pengaruh cara hidup manusia Indonesia dalam setiap perkembangan atau evolusinya. Gambaran tahap evolusi pemahaman manusia akan Tuhan ini walaupun kelihatan universal tetapi, Ir. Soekarno melihat ini sungguh ada di dalam diri bangsa Indonesia sebagai sesuatu yang sungguh ada dan tidak dapat dipisahkan. Jelaslah bahwa sila pertama sungguh berakar pada budaya Nusantara.
• Akar Sila Kedua Pancasila dalam Budaya Nusantara
Bunyi sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradap. Pada sila kedua ini kata kemanusiaan mendapat penekanaan. Kemanusiaan sendiri merujuk pada arti perlakuan dari manusia satu terhadap manusia lainnya sesuai dengan harkat, martabat dan hak serta martabat yang sama. Arti secara utuh dari sila kedua ini adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Sila ini mendapat pendasaran pada budaya yang sungguh berakar pada budaya bangsa Indonesia semenjak dahulu kala. Budaya nusantra yang dimaksud adalah budaya tenggang rasa dan tepo seliro serta sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Budaya yang mengakar di dalam jiwa bangsa Indonesia ini kemudian dihidupkan dalam kehidupan berbangsa saat ini. Para pendiri bangsa Indonesia sadar bahwa Indonesia sebagai sebuah bangsa hidup di antara banyak bangsa lainnya. Kesadaran inilah yang mencetuskan adanya ide yang sungguh cemerlang tentang kemanusiaan yang adil dan beradap yang menunjukan sikap mendasar dari bangsa Indonesia.
• Akar Sila Ketiga Pancasila dalam Budaya Nusantara
Persatuan merupakan kata inti yang hendak disampaikan dalan sila kedua ini. Persatuan mengadaikan adanya perbedaan di dalam. Indonesia sebagai sebuah bangsa pun berasal dari berbagai suku, ras, budaya bahasa dam agama yang berbeda, perlulah diingat bahwa bangsa ini terbentang di atas wilayah yang terdiri atas pulau kecil dan besar. Persatuan yang telah dicapai ini merupakan kumpulan perjuangan anak bangsa demi mencapai kemerdekaan. Perjuangan ini sudah dirintis semejak awal seperti yang terungkap dalam sejarah bangsa ini. Kesadaran sebagai suatu bangsa seperti ini, melalui proses yang panjang. Kesadaran itu muncul tatkala ada atau berawal dari kesadaran lainnya.
Ide kesatuan seperti ini sudah ada semenjak sediakala. Ketika bangsa ini masih berada pada masa kerajaan-kerajaan, ada kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang berusaha menyatukan kerajaan-kerajaan yang ada di nusantara. Kesadaran perlu adanya kesatuan jelas terungkap dalam sebuah seloka Bhineka Tunggal Ika. Rasa Persatuan itu terus diperkuat dengan hadirnya para penjajah sehingga muncullah kesadaran bahwa para penjajah itu dapat diusir dengan perjuangan bersama tanpa memandang kelompak. Perjuangan itu baik secara perang megunakan senjata maupun membentuk oranisasi-organisasi.
• Akar Sila Keempat Pancasila dalam Budaya Nusantara
Sila keempat dari pancasila merujuk pada atau menekankan bahwa setiap warga masyarakat memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Dengan adanya ide atau konsep seperti itu, setiap warga negara Indonesia tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada warga Negara Indonesia lainnya. Oleh karena itu keputusan yang diambil pun harus berdasarkan keputusan bersama atau musyawarah mufakat.
Ide musyawarah mufakat ini memperoleh dasar yang amat kuat dalam diri bangsa Indonesia sendiri. Bangsa indonesia semejak hahulu kala sangat menekankan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan. Dalam budaya suku-suku yang ada di Indonesia pengambilan keputusan dalam tingkat keluarga, desa dan kerajaan selalu atas musyawarah mufakat. Sejarah bangsa membuktikan hal ini, kerajaan Majapahit misalnya, ketika raja hendak mengambil keputusan, selalu melibatkan penasihat raja yang disebut patih-patih. Raja melambangkan pemimpin dan para patih melambangkan rakyat. Musyawarah mufakat bukan lagi sesuatu yang asing bagi bangsa Indonesia karena berakar sangat kuat di dalam kebudayaan nusantara.
• Akar Sila Kelima Pancasila dalam Budaya Nusantara
Keadilan sosial merupakan ide dasar dari sila kelima. Sebagai sebuah Negara yang merdeka, keadialan sosial merupakan suatu upaya yang selalu diupayakan dan harapan yang selalu saja hidup. Keadilan sosial merupakan cita-cita para pendiri bangsa ini dan bukan sebatas bayangan akan ide yang mempunyai dasar dari budaya nusantara sendiri. Harapan yang dimaksudkan oleh para pendiri bangsa dan Negara Indonesia yakni mencapai keadilan sosial di seluruh wilayah di Indonesia.
Ide ini hendak mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong yang menjiwai seluruh pengduduk nusantara semenjak sediakala. Kenyataan ini pula menggugah para pendiri bangsa untuk memasukan sikap bangsa yang sudah berakar ini ke dalam salah satu sila Pancasila. Sampai saat ini pun sikap gotong royong dan kekeluargaan masih dilaksanakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Membangkitkan Kesadaran Akan Wawasan Nusantara Dengan Revitalisasi Pancasila
Revitalisasi Pancasila adalah usaha menghidupkan atau menggiatkan Pancasila. Pancasila merupakan ideologi bangsa yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri atau nusantara. Dengan kata lain, Pancasila adalah intisari dari budaya nusantara. Revitalisasi Pancasila bertujuan untuk memupuk rasa persatuan. Ide merevitalisasi Pancasila tidaklah berlawanan dangan tujuan dari kesadaran wawasaan karena sama. Selain itu, kesadaran wawasan nusantara mengandaikan ada dimensi-dimensi yaitu : politik, ekonomi, sosial-budaya, dan hankam. Dimensi-dimensi ini pula ada di dalam Pancasila baik secara eksplisit maupun implisit. Pancasila memang mempunyai sejarah sendiri, tetapi apa yang terkandung dalam pancasila juga mempunyai kaitan erat dengan seluruh sejarah bangsa Indonesia secarah utuh, sehingga dua cara merevitalisasi Pancasila yang kemudian memiliki pengaruh dalam membangkitkan kesadaran wawasan nusantara, bersifat lebih umum karena tidak terlalu mengkhususkan sejarah Pancasila. Pada dasarnya, sejarah pancasila itu sungguh terkait dengan sejarah bangsa Indonesia dan segala yang terkandung dalam sejarah bangsa itu termuat dalam pancasila. Secara sederhananya, pancasila adalah intisari dari bangsa ini. Melihat sejarah bangsa tentu tidak dapat dilepaskan dari pancasila. Ada pun kedua cara itu adalah :
• Melihat Sejarah Nusantara
Nusantara memiliki sejarah yang panjang. Sejarah nusantara ini tidak dapat lepas dari budaya bangsa Indonesia atau nusantara karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh. Bangsa yang tidak mengenal sejarahnya bisa menjadi bangsa yang kehilangan identitas kebangsaannya. Kembali melihat sejarah mutlak perlu untuk membangkitkan identitas kebangsaan di dalam diri seluruh anggota bangsa ini. Pancasila merupakan identitas kebangsaan karena pancasila berasal dari budaya bangsa dan memiliki sejarah. Selain itu, Pancasila merupakan ciri utama yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang ada di dunia ini.
• Kembali Merefleksikan Sejarah
Sejarah perjuangan nusantara perlu dihidupi dengan cara mengingatnya dan lebih penting dari itu adalah ketika sejarah mampu direfleksikan. Sejarah yang mampu direfleksikan menjadikan kita, sebagai angggota bangsa ini, mampu melihat dan memaknai secara baru sejarah yang telah lalu itu sehingga pesan dari makna itu dapat terus memotivasi untuk maju dan mampu bersaing dengan bangsa lain. Perefleksian atas sejarah mengadaikan adanya kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah mampu membangkitkan rasa tanggung jawab sosial dan moral terhadap kegiatan pembangunan bangsa. Pancasila juga perlu direfleksikan bukan untuk diubah esensi makna yang sudah ada tetapi menjadikan maknanya sesuai dengan kebutuhan, yang mempengaruhi pula kesadaran wawasan nusantara.

Penutup
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang berasal dari budaya bangsa Indonesia sendiri. Revitalisasi pancasila merupakan titik awal bagi terciptanya kesadaran wawasan nusantara. Sejarah pancasila menggambarkan bagaimana budaya Indonesia ini sungguh kaya dan dari kekayaan itulah pancasila hadir. Kekayaan yang dimaksudkan adalah kekayaan dalam arti nilai-nilai hidup dan bukan hanya itu saja. Dari nilai-nilai hidup inilah dan banyak hal lainnya itulah pancasila seperti sekarang ini terbentuk dan dihayati sebagai sebuah ideologi.
Kesadaran sebagai sebuah setelah melihat kedua cara ini, harapan penulis adalah bukanlah berhenti pada melihat dan merefleksikan tetapi harus berlanjut pada tindakan. Kedua cara ini lebih pada memotivasi, sehingga tindakan selanjutnya adalah perbuatan dari seluruh elemen bangsa dan bukan berhenti pada saya tahu. Kesadaran itu berlanjut pada tindakan dan beda dengan hanya tahu saja.







DAFTAR PUSTAKA

Darmodiharjo, Darji, Prof, SH., Pancasila Sebagai Suatu Orientasi Singkat, Aries Lima : Jakarta, 1984.
Kaelan, M. S. Dr., Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2004.
Kartodirdjo, Sartomo. Sejak Indische Sampai Indonesia Merdeka. PT. Kompas Media Nusantara: Jakarta, 2005.
Sukarno, Pancasila Sebagai Dasar Negara, PT. Inti Idayu Press : Jakarta, 1984.
Reksosusilo, S, Dr., Filsafat Wawasan Nusantara. Malang : Pusat Publiksi Filsafat dan Teologi Widya Sasana, 2005.

1 komentar: