Pendahuluan
Globalisasi menjadi sesuatu kata yang umum, tetapi sadarkah bahwa pengaruh globalisasi di dalam kehidupan manusia saat ini sungguh besar dan menyinggung seluruh dimensi kehidupan manusia. Pengaruh itu bukan saja dalam tataran pribadi tetapi juga tataran komunal. Salah satu bagian yang mendapat pengaruh globalisasi adalah pola pikir manusia yang merupakan sesuatu yang pribadi sifatnya. Pola pikir manusia saat ini cenderung ingin cepat atau instan, pola pikir ini kemudian bukan lagi bersifat pribadi tetapi sudah menjadi budaya karena sudah menjadi trend masyarakat global sehingga budaya suatu bangsa bisa hilang dan dalam arti tertentu, identitas kebangsaan. Selain itu, dimensi yang mendapat pengaruh yang amat besar adalah ekonomi, di mana globalisasi memperkenalkan sistem kapitalisme. Sistem ekonomi ini membawa pengaruh sangat besar di dalam ( Hak Asasi Manusia ) HAM. Tulisan ini hendak memperlihatkan bahwa selain globalisasi membawa pengaruh baik, globalisasi juga membawa pengaruh buruk bagi manusia.
Globalisasi mempertaruhkan HAM
Menarik bahwa globalisasi dalam dimensi ekonomi membawa di dalam dirinya kapitalisme. Sistem kapitalisme dengan jelas menunjukan sisi gelapnya kepada kita terutama dengan adanya krisis global ini yang kian semakin menjadi-jadi. Banyak Negara menjadi korban terutama Negara dunia ketiga termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Ada banyak pelanggaran HAM terkait dengan sistem kapitalisme karena ada sebuah konsep besar yang ditanamkan oleh para kapitalis, yaitu mencapai keuntungan sebesar-besar mungkin dengan pengeluaran seminim mungkin. Letak pelangran Ham yang sangat jelas adalah pada penggajian para buruh yang kecil padahal tenaga para buruh itu dikuras. Hal ini menyebabkan adanya kesenjangan ekonomi yang begitu besar antara pemilik modal atau kaum kapitalis dengan kaum buruh. Situasi seperti ini diperparah dengan sistem birokrasi pemerintah yang lebih cenderung menguntungkan kaum kapitalis, ini semakin memperparah pelanggaran HAM. Hal ini sudah cukup menjelaskan bagaimana globalisasi telah mempertaruhkan hak asasi manusia itu sendiri.
Pertaruhan Identitas Kebangsaan
Globalisasi menjadikan dunia seakan tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini tampak jelas dengan adanya pertukaran informasi yang tidak lagi melihat batas ruang dan waktu, apa yang terjadi di belahan dunia lain dapat dengan mudah kita ketahui pada saat yang sama di dalam belahan dunia di mana kita berada. Semua ini berkat kemajuan teknologi dan media komunikasi yang begitu mudah kita jumpai di mana-mana. Semua kemajuan ini membuat dan mengarahkan atau cenderung untuk mencapai upaya menjadikan dunia ini satu termasuk pula dengan kebudayaan itu sendiri. Banyak Negara sekarang mencotohi kebudayaan Amerika, sehingga terjadilah “Amerikanisasi” dalam pengertian tertentu.
Banyak anak muda di seluruh belahan dunia dan tak terkecuali Indonesia juga meniru gaya hidup orang Amerika. Apabila hal ini terjadi dan dibiarkan berlanjut, maka bangsa-bangsa di dunia ini secara tidak langsung membiarkan identitas kebangsaannya terkikis dan lama-kelamaan menghilang. Kebudayaan bangsa suatu bangsa mencirikan identitas bangsa itu sendiri, ketika banyak angota masyarakat tidak lagi peduli dengan budayanya bagaimana identitas budaya itu dapat bertahan. Globalisasi telah membuat kita perlahan-lahan kehilangan identitas kebangsaan, perlulah kita membangkitkan identitas kebangsaan agar tidak mudah terlindas globalisasi.
Indonesiaku di tengah Globalisasi
Sebagai sebuah Negara yang juga berhadapan dengan globalisasi, Indonesia mempertaruhkan identitas kebangsaan dan Ham seperti yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya. Ada banyak pelanggaran Ham yang sudah mulai terkuak sehingga dan salah satunya adalah Munir. Semua pelanggaran Ham yang ada di Indonsia ditangani oleh Komnas Ham. Namun, masih banyak pelanggaran yang belum terungkap kepermukaan.
Masyarakat Indonesia saat ini cenderung untuk instan dan meniru gaya hidup orang Amerika sehingga tidak lagi berakar pada budayanya sendiri. Akibat yang dapat ditimbulkan adalah terkikisanya dan bahkan hilangnya identitas kebangsaan sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, krisis global yang dihadapi oleh seluruh dunia ini juga mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sistem kapitalisme dengan konsepnya yang rakus telah menjelaskan dengan tepat bahwa sistem itu tidak lagi tepat dam bahkan penyebab dari krisis itu adalah sistem ekonomi kapitalisme itu sendiri, contoh konkretnya adalah Lehman Brothers. Semua kenyataan ini mengajak kita untuk sadar akan ketahanan identitas kebangsaan kita dihadapan globalisasi.
Ketahanan Identitas kebangsaan Melalui Budaya
Suatu bangsa hidup dengan budaya sendiri, budaya itu tentu berbeda dengan budaya bangsa lain. Identitas kebangsaan terbentuk dalam ranah budaya dari bangsa itu sendiri. Ciri yang membedakan inilah yang membuat identitas kebangsaan mejadi semakin jelas. Ketahanan identias kebangsaan beradapan dengan globalisasi ini perlulah mendapat tempat agar kita tidak mudah jatuh dalam lingkaran sisi gelap globalisasi.
Adanya pergelaran seni dan kebudayaan di setiap daerah sungguh membantu terciptanya ketahanan identitas kebangsaan. Pada pergelaran seni itu, ada banyak nilai-nilai hidup bangsa yang terungkap sehingga menanamkan cinta akan budaya sendiri. Cinta budaya sendiri sudah barang tentu menunjukan di dalam diri bangsa itu identitas kebangsaan. Hal ini penting bukan saja dalam tataran identitas tetapi juga karakter bangsa. Salah satu pergelaran budaya yang pernah penulis alami adalah gawai dayak dan melayu serta acara cap go meh ( tahun baru cina ) di Pontianak, acara ini diselenggarakan setiap tahun.
Indonesia kaya akan budaya, hal ini dapat menjadi pemersatu dan juga pemecah sehingga perlulah adanya identitas kebangsaan yang sungguh-sungguh mencirikan seluruh kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia. Pancasila adalah jawaban yang kiranya dapat dipertanggunjawabkan karena pancasila merupkan intisari nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa telah mengupayakan hal ini sehingga lahirlah Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa dan Negara Indonesia.
Fiat Iustitian Ruat Colum
Ini merupakan salah satu seruan atau istilah dan nilai dari kehidupan dayak kanaya’ant, yang ada di Kalimantan Barat. Penulis memilih istilah ini karena penulis menyadari bahwa penghargaan atas manusia dan jati diri harus beranjak dari budaya. Tidak ada satu manusia pun yang tidak lahir dan hidup dalam budaya tetentu. Budaya menunjukan kepada kita bagaiman manusia itu dan juga jati diri manusia itu sebagai pribadi dan juga komunal.
Fiat Iustititan Ruat Colum Istilah ini berarti bahwa biar langit runtuh keadilan harus tetap ditegakan. Nilai dan falsafat hidup ini menekankan bahwa perlunya setiap orang belaku adil ketika menghadapi masalah. Segala pemasalahan harus diselasaikan secara adil karena ini merupakan sesuatu yang hakiki untuk dapat hidup bersama. Penghargaan seperti ini dengan sendirinya menuntut tanggung jawab dari seluruh manusia karena manusia sungguh dihargai eksistensi baik itu secara pribadi maupun dalam kehidupan komunal sebagai anggota suatu suku.
Dalam tataran dan konsep seperti inilah perlu diletakan dan dilihat identitas kebangsaan dan juga Ham. Perlunya konsep seperti ini mengingat bahwa Indonesia terdiri atas banyak suku dan perlulah perlakuan adil. Selain itu, kedudukan Ham dalam tataran ini menunjukan bahwa manusia dalam eksistensinya membutuhkan pengakuan martabat dan harkat yang sama. Dengan demikian keadilan di dalam masyarkat dan Negara dapat terwujud.
Terwujudan Indonesia yang adil tidaklah dapat dipisahkan dari keadilan yang tercipta merata di seluruh idonesia. Adanya perlakuan yang tidak memperhatikan hak asasi manusia menyebabkan keterpecahan di dalam bangsa ini. Pemerintah bukan saja melihat keuntungan bagi sebagian kelompok masyarakat baik itu daerah tertentu dan juga kaum pemiliik modal. Pemerintah kiranya memperhatikan keseluruhan
Penutup
Globalisasi tidaklah dapat dihindari dan ditentang secara ekstrem. Dalam globalisasi sendiri ada sisi baik dan sisi buruknya atau gelap. Sisi buruk yang dibawa oleh globalisasi telah merusak tatanan idetitas kebangsaan dan Ham seperti sudah kita lihat. Sebagai sebuah bangsa perlulah kembali menoleh pada budaya bangsa yang kaya akan nilai-nilail kemanusiaan. Indonesia kaya akan nilai-nilai kemanusiaan, keberkaran pada nilai-nilai kemanusiaan bangsa sendiri menjadikan bangsa ini kenal budaya yang berarti juga membina membina identitas kebangsaan. Selain itu, karena nilai-nilai kemanusian itu hidup sehingga terciptalah, terpenuhilah dan dihargailah hak asasi setiap manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar