Selasa, 23 November 2010

Cintailah Tanah Air Melalui BudayaMu!

Pendahuluan
Ini adalah sebuah lagu wajib yang mungkin sudah banyak orang tidak lagi mengenalnya. Melalui lagu wajib ini saya ingin mengajak kita semua merenung apakah rasa penghormatan dan cinta tanah air seperti yang terdapat pada syair ini masih bergaung dengan hebatnya dalam sanubari kita.

Tanah Airku

(Ciptaan : Ibu Sud)

Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

Cinta akan tanah air mengalahkan cinta akan negeri lain. Orang yang cinta akan tanah airnya tampak dari merasa damai, tenang dan bangga atas apa yang dimiliki oleh bangsanya. Orang-orang yang demikian semakin sulit untuk kita temui di tanah air tercinta ini. Sekarang banyak orang mengagumi negara lain. Bahkan apa yang menjadi tren anak muda indonesia saat ini salalu merujuk pada negera lain. Negara yang selalu menjadi rujukan untuk tren anak muda indonesia adalah Amerika dan sejumlah negara di Eropa dan beberapa negara Asia, seperti Jepang, Korea. Selain itu, ada kebiasaan di antara para anak muda untuk pergi nongkrong di mal-mal. Apakah ini merupakan kebudayaan kita? Bahkan ada anggapan bahwa anak muda yang tidak pernah bahkan jarang ke mal adalah anak yang tidak gaul. Gaya berpakaian juga harus meniru gaya pakaian anak muda dari negara rujukan tren.

Gaya Hidup
Gaya hidup anak muda dan bahkan orang dewasa saat ini menimbulkan keprihatianan yang amat mendalam. Gaya hidup mereka ini membuat bangsa ini sepertinya akan kehilangan jati dirinya. Kehilangan jati diri ini kan berimbas pada penghayatan rasa kesatuan sebagai sebuah bangsa yang memiliki kebudayaan yang khas dan beragam. Apabila hal ini muncul, maka Indonesia sebagai sebuah Negara yang mengaku memiliki kebudayaan yang beragam dan unik akan hilang. Hilangnya sebuah bangsa yang nyatanya masih eksis sungguh suatu yang tidak masuk akal. Akan tetapi, hal itu dimungkinkan karena kita sebagai warga negara indonesia ini tidak lagi menghargai budaya sendiri.
Globalisasi merupakan salah satu alasan yang sering dipakai sebagai kambing hitam atas segala hal yang terjadi pada anak muda kita ini. Haruslah diakui bahwa globalisasi tidak dapat kita pungkiri. Globalisasi memuat di dalamnya gagasan-gagasan yang memungkinkan komunikasi lintas negara bahkan benua dalam waktu yang sama dan sekejab. Hal ini membuat kita memahani bahwa globalisasi menjadikan batas wilayah setiap negara menjadi kabur. Bahkan Globalisasi membawa budaya sendiri yakni budaya pluralistik yang lebih banyak memuat unsur kebudayaan barat. Namun benarkah globalisasi yang menyebabkan semuanya rasa cinta tahah air juga hilang. Menurut hemat penulis, hal itu dapat dibenarkan di satu sisi. Namun di lain sisi, ada juga kesalahan dari kita, sebagai anggota bangsa dan negara indonesia, karena kurang menanamkan rasa cinta atas kebudayaan sendiri sehingga anak muda kita dan bahkan kita justru meniru kebudayaan dari negara lain.

Strategi Membangun Kebudayaan
Rasa cinta akan tanah air sendiri harus dimulai dari diri sendiri. Kita harus menggerakkan dalam diri kita pengenalan akan budaya kita sendiri. Pengenalan atas budaya sendiri, secara perlahan-lahan menciptakan wawasan yang mendalam atas budaya. Wawasan yang mendalam atas budaya menghantar kita untuk semakin mencintai negara ini. Sungguh menarik bahwa indonesia memiliki banyak budaya. Hal ini tidak lepas dari keragaman etnik, ras dan agama di Indonesia ini. Adalah orang yang sempit pikirannya bila hanya terpusat pada budaya suatu suku saja dan bahkan bisa menjadi etnosentris. Memang harus diakui bahwa belum ada satu budaya yang sungguh-sungguh dapat mempersatukan seluruh indonesia ini. Lalu, apa yang harus kita lakukan demi membangun rasa cinta akan tanah air?
• Barakar Pada Budaya Masing-Masing
Ada baiknya, kita pertama-tama kenal budaya kita masing-masing. Setelah kita merasa cukup mengenal bahkan berakar pada budaya sendiri, mengenal kebudayaan orang lain juga merupakan suatu hal yang penting. Orang yang berbudaya bukanlah orang yang hanya terkungkung oleh budayanya sendiri, tetapi juga memiliki cakrawala yang luas atas budaya orang lain. Disinilah kelihatan pentingnya berakar pada budaya sendiri sembari pula mengenal budaya orang lain. Lebih lanjut lagi, dengan berakar pada budaya sendiri memampukan kita pula untuk menghargai kebudayaan orang lain. Perlu diingat bahwa kebudayaan itu muncul demi memanusiakan manusia. Seorang yang memiliki gagasan memanusiakan menusia lain memiliki di dalam dirinya suatu rasa tenggang rasa dan hormat-menghormati terhadap orang yang berbeda dengan dirinya. Gagasan bahwa budaya itu memanusiakan manusia, tentunya harus membangkitkan pula rasa cinta atas budaya lain.
• Wawasan Budaya dan Pengetahuan yang Luas
Seperti yang sudah diutarakan pada bagian sebelumnya bahwa orang yang berbudaya adalah orang yang memiliki wawasan yang luas tentang kebudayaan. Seseorang yang tidak lagi hanya terkungkung oleh sikap etnosentrik adalah orang yang sudah berakar pada budaya sendiri. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya kebudayaan itu selalu berkembang dan memanusiakan manusia. Orang yang tidak entnosentris akan melihat bahwa budaya yang di milikinya akan semakin bertambah apabila mengetahuai budaya orang lain pula. Demikian pula, wawasan kebudayaan selalu membuat manusia semakin dimanusiakan. Hal ini dimungkinkan karena melalui interaksi dengan budaya orang lain, pengetahuan akan memanusiakan manusia pun akan semakin bertamabah. Secara sederhana adalah melalui wawasan budaya luas, nilai-nilai kehidupan kita semakin diperkaya dengan adanya nilai-nilai kehidupan yang ada pada kebudayaan orang lain.
Wawasan budaya yang luas tidak diukur berdasarkan banyaknya pengetahuan seseorang atas budaya orang lain, tetapi bagaimana melalui pengetahuan budaya yang luas itu, budayanya sendiri semakin dijunjung tinggi seraya dikembangkan ke arah yang lebih baik. Arah yang lebih baik adalah arah di mana manusia semakin dimanusiakan. Tidaklah pernah suatu budaya berkembang tanpa ada relasi dengan budaya lain, demikian pula bila rasa cinta akan tanah air tidak membuat seseorang menolak belajar tentang banyak hal lain yang berasal dari negara-negara lain. Sehingga globalisasi dapat kita pandang sebagai sarana untuk memiliki wawasan yang luas akan budaya orang lain, dan bukan saja sebagai sesuatu yang buruk bagi perkembangan kebudayaan daerah dan nasional.

Penutup
Gagasan dasar tulisan ini memang mengajak anak muda indonesia mencintai tanah air melalui kebudayaan bangsa indonesia. Lalu, bagaimana dengan kebudayaan bangsa lain? Apakah harus ditolak? Kiranya bukan itu maksud yang hendak dicapai. Maksudnya adalah sebelum kita mengenal bahkan terkagum-kagum dengan kebudayaan lain, kita harus berakar dalam budaya indonesia sendiri kebudayaan sendiri dan ahkirnya bukanlah mengajak anak muda kita menganut etnosentris dan chauvinisme. Wawasan budaya yang luas guna membangun budaya kita ke arah yang lebih baik di mana manusia semakin dimanusiakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar